Archive for Juni, 2008

TAHUKAH ANDA…???ALLAH DEKAT DENGAN KITA

Juni 20, 2008

Allah ada di mana-mana. Ya, bahkan di aliran darah kita. Allah itu “Mahadekat”. Allah ada di lautan, di daratan, di langit, di sungai, di sawah, di bukti, di gunung, di rumah, di kantor, di mobil, di pesawat, di kapal dan dimana saja. Allah ada di tengah-tengah kita.

Pernah mendengar kisah ‘Abdullah ibn ‘Umar ibn Khatthab dan seorang penggembala? Kisah ini sangat masyhur. Mari kita lihat dialog mereka!

Suatu hari, Ibnu ‘Umar berjalan dengan beberapa orang sahabatnya dan bertemu dengan seorang penggembala kambing. Kemudian dia berkata kepada sang penggembala itu, “Coba kamu jual kepada kami satu ekor dombamu! Penggembala itu menjawab, “Domba-domba ini bukan milik saya tuan, dia milik tuan saya.” Ibnu ‘Umar berkata lagi, “Katakan kepada tuanmu bahwa dombanya dimakan serigala.” Penggembala itu berkata, “Lalu dimana Allah?” Mendengar jawaban si penggembala itu Ibnu ‘Umar kemudian menangis dan selalu mengulang-ulangi pertanyaannya, “Lalu di mana Allah?” Ibnu ‘Umar akhirnya mendatangi tuan pemilik domba-domba itu dan membelinya. Bukan hanya itu, Ibnu ‘Umar membebaskan sang penggembala –kebetulan dia adalah seorang hamba sahaya. Dia kemudian membeli seekor domba dan menghadiahkannya kepada si penggembala itu.

Subhanallah. Di mana Allah? Pertanyaan yang sangat luar biasa. Pertanyaan ini sebenarnya yang menjadi ‘Rem Cakram’ kehidupan kita. Tidak ada rem yang lebih kuat selain qalbu yang hidup: yang mampu merasakan kehadiran Allah, kapan dan di mana saja. Ketika ingin berbuat maksiat, munculkan pertanyaan: “Lalu, di manakah Allah?” Mungkin kita sudah merasa jauh dari Allah. Atau, Allah tidak beserta kita, seolah-olah maksiat kita tidak diawasi oleh-Nya.

Ketika ingin korupsi, lahirkan pertanyaan: “Di manakah Allah?” Dengan begitu niat korupsi dapat dibendung dan dibentengi. Ketika ingin berzina, timbulkan pertanyaan: “Di manakah Allah?” Sehingga niat untuk berzina bisa diurungkan. Pokoknya, setiap perbuatan jahat insya Allah dapat dihindarkan, jika kita benar-benar yakin bahwa Allah itu dekat, Maha melihat, Maha hadir, Maha dekat, dan “Serba Maha”.

JILBABKU, PERHIASANKU

Juni 20, 2008

Bicara soal busana, seringkali yang dituduh sebagai penyebab ketidakcantikan seorang adalah jilbab. Dengan pakaian yang syar’i, memang bentuk tubuhnya yang langsing tak tampak lagi.

Mendengar kata cantik, yang terbayang adalah seorang wanita yang anggota wajahnya -mata, hidung dan bibir- proporsional, sedap dipandang mata. Cantik juga dikaitkan dengan kulit yang terawatt baik, rambut hitam bercahaya, bentuk tubuh langsing dan gaya berbusana yang up to date serta perhiasan yang mahal-mahal.

Kecantikan fisik merupakan salah satu nikmat dari Allah yang dikaruniakan kepada sebagian saudari kita. Misalnya saja, suatu ketika kita diberikan nikmat oleh Allah berupa harta yang sangat berharga. Tentunya kita hati-hati menjaga harta itu, melindunginya dari jamahan orang lain, tidak menghamburkan pada setiap orang, dan hanya mempergunakan  di saat yang memang benar-benar tepat. Lalu, bagaimana jika kenikmatan itu berupa kenikmatan fisik, khususnya kecantikan seorang wanita…???

HIJAB DAN JILBAB

Hijab merupakan suatu kecantikan dimata Allah…

Tersebut dalam firmannya :

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, ‘Yang demikian itu supaya mereka mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu…”(Al-Ahzab : 59)”

Jilbab itu menjadikan Anda cantik…Yakinkan saja di hati Anda…dengan niat yang tulus dan ikhlas semua itu tidak akan terasa berat untuk dilakukan.

Memang, ada muslimah yang berjilbab dengan niat yang tidak benar. Salah satunya seperti  berjilbab untuk menjaga kecantikan kulit. Ada yang berjilbab dengan niat menutupi cacat di tubuhnya. Ada pula yang berjilbab agar terkesan sebagai wanita shalihah di mata masyarakat.

Niat beramal shalih seharusnya dikembalikan ke jalan yang benar. Ingatlah, sabda Nabi, yang artinya:

“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan sampai kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, ia pun akan mendapatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)”

Berikut ini ketentuan jilbab yang syar’i:

  • Jilbab itu longgar, sehingga tidak memvisualisasikan lekuk-lekuk tubuh
  • Tebal, sehingga tidak kelihatan sedikitpun bagian tubuhnya, warna kulitnya misalnya.
  • Tidak memakai wangi-wangian
  • Tidak meniru model pakaian wanita kafir.
  • Tidak memilih warna kain yang mencolok, sehingga menjadi pusat perhatian orang.
  • Menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan kedua telapak tangan.

Semua muslimah yang cantik sejak lahir ataupun tidak harus mempercantik dirinya sesuai dengan syariat. Jika sudah mengamalkan, jadikanlah kenikmatan yang Allah berikan itu selalu dijaga, tidak diobral layaknya barang murahan. Wallahu a’lam